Tuesday 5 November 2019

Tawaran untuk Berubah




Menurut SP Siagian, "resistensi (penolakan)" menjelaskan bahwa manusia pada dasarnya tidak senang pada perubahan, dalam arti bahwa ia lebih senang berada pada lingkungan yang telah dikenalnya dan menghadapi medan yang tidak asing baginya.

Ungkapan diatas merupakan titik pangkal tulisan saat ini, sangat menarik membicarakan tentang sesuatu yang kadangkala tidak disadari, tidak diharapkan, tidak dirasakan tapi pergerakannya pasti. Apa itu, thats our disscuss CHANGES.

Suka tidak suka sesungguhnya perubahan itu merupakan keniscayaan, cepat atau lambat semua perubahan pasti akan datang. Secara teoritis perubahan itu terbagi atas tiga; (1) Revolusi, yakni perubahan yang cepat dan merubah seluruh sistem(2) Evolusi, yakni perubahan yang lambat dan bertahap (3) Reformasi, yakni mengembalikan atau memulihkan sesuatu ke posisi semula

Ketiga bagian itu mungkin sudah tidak asing ditelinga kita, Pertama Revolusi pasti secara spontan terlintas Revolusi Prancis, Revolusi Boshevic atau Revolusi China. Kedua Evolusi berkaitan dengan Teori Evolusi Charles Darwin. Ketiga Reformasi 98 keterlaluan orang Indonesia kalau tidak tau

Secara makro itu contoh dari apa sebenarnya perubahan itu. Nah, saat ini faktor penghambat perubahan itu ada tiga aspek,
(1) Individu,
(2) Lingkungan,
(3) Budaya.

Tapi pada akhirnya sekuat kuatnya dinding penghambat pasti juga akan jebol dengan arus perubahan yang nantinya tak terbendung lagi.

Mari berfokus pada Individu sebagai salah satu faktor penghambat, mindset setiap manusia memang berbeda-beda, para ilmuan pun mengakui bahwa benda paling misterius di dunia adalah Otak Manusia, lebih misterius dari Black Hole, Universe dan Alien sekalipun. Lantas kompleksnya Otak Manusia membuat sulit untuk memahami pikiran seseorang

Saya membagi ada  tuntutan yang membuat setiap individu harus berubah. (1) Tantangan masa depan, didetik ini mungkin ada merasa hidup anda aman-aman saja, apalagi bagi kita-kita yang masih dalam zona nyaman dengan ketersediaan serba ada, tapi itu hanya hegemoni sementara dimasa depan tuntutan zaman lebih berat, anda tidak bisa menyesuaikan siap-siap dibodohi oleh zaman itu sendiri. Kehidupan sosial budaya akan berubah sesuai dengan teori perubahan pasti pola hidup akan juga mengikuti, so would you believe?

(2) Teknologi, bagi anda-anda yang masa bodoh dengan perkembangan teknologi, selamat anda termasuk salah satu diantara banyak orang yang nantinya akan menjadi kelici percobaan di masa depan dan akan diperbudak oleh teknologi (3) Modernitas, pola hidup manusia sekarang mulai berubah, solidaritas menjadi privatisasional, kolektivitas menjadi individualitas. Dengan pola hidup yang moderen sifat individualitas manusia semakin kuat dan suka tidak suka Gotong-royong pajangan diera modern nanti

Fokus kedua Lingkungan merupakan salah satu penghadang perubahan masuk, salah satunya lingkungan sosial masih cenderung primitif, pemikiran kuno dan cara hidup lama masih merasuki setiap daerah, agak sulit bagi mereka meninggalkan cara hidup lama dan menerima perubahan sebagai jawaban untuk menghadapi tantangan masa depan.

Disini saya tekankan, maksud saya bukan untuk menghapus budaya yang sudah secara turun temurun selama ratusan tahun, tapi lebih ke bagaimana memadukan antara perubahan itu sendiri dengan budaya yang sudah kental dengan tidak adanya fundamentalis-fundamentalis yang menyumbat arus perubahan.

Teori seleksi alam mengatakan "Makluk yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan (alam) akan tereliminasi" relevansinya sangat jelas sebagai dalil kuat untuk tulisan saat ini

Saat ini ayolah melakukan gerakan "radikal" dalam merubah mindset menjadi "Agent Of Change" , jangan terkungkung dalam formalitas dan tenggelam dalam prosedural dan terjebak pada pola pikir kuno. Presiden Jokowi sendiri mengajak agar seluruh pembantunya agar lepas dari formalitas dan prosedural dan berorientasi pada hasil bukan proses.

"Tak peduli kucing hitam atau kucing putih yang penting bisa menangkap tikus" Deng Xiaoping.
"Kencangkan layar, naikan jangkar, siapkan peta. Perubahan kami datang!"

No comments: