Friday 11 October 2019

Konspirasi Naruto & Wiranto



Indonesia sekarang sedang dilanda teror, pasalnya pada Kamis 10/10/2019 di Pandegelang, Banten. Sontak membuat perhatian tanah air tertuju pada Mentri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan ini.

Singkat cerita, Wiranto akan melakukan kunjungan kerja di Pandegelang, Banten. Setelah bersiap turun dari kendaraan, ia telah disambut oleh Kapolsek Menes. Sekitar 3 detik saat keluar dari mobil, seorang pria tak dikenal yang mengenakan baju hitam berambut panjang menerobos pengawal dan menamcapkan tusukan ke perut Menkopolhukam. 

Situasi langsung mencekam, pelaku langsung diamankan setelah meninggalkan beberapa tusukan ke Wiranto dan ke Kapolsek yang berusaha melindungi sang Mentri. Menariknya, sajam (senjata tajam) yang digunakan oleh pelaku adalah Kunai, ya Kunai, bagi fans Anime Naruto pasti tidak asing dengan senjata ini

Kunai adalah peralatan kecil yang digunakan ninja jepang dalam melakukan aksinya dimalam hari, kunai bisa dilempar kemusuh juga bisa menikam dengan senyap. Penggunaan kunai dalam membunuh khususnya di Indonesia pasti terdengar sangat jarang, apalagi digunakan untuk menikam seorang pejabat tinggi negara sekelas Menkopolhukam.

Tak cuma itu, menariknya juga peristiwa penikaman itu terjadi di tanggal 10 Oktober, ini bertepatan dengan tanggal lahir Naruto, karakter utama serial Naruto, kartun terlaris ke-tiga sepanjang masa Anima digarap. Korelasi antara Naruto dan Kunai sangat kental. Bicara Anime Naruto pasti identik dengan senjata ninja yang dimaksud saat ini yakni Kunai.


Di dunia sekarang bicara teori konspirasi sangat menarik perhatian orang, soal benar salah cerita itu belakangan, tapi bagaimana judul cerita dapat menarik sekelompok orang untuk penasaran dan selanjutnya berusaha menviralkan suatu teori yang dianggap menarik ini.

Soal Konspirasi, itu adalah teori tak berdasar. Kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan, pembuktian tentunya sangat diperlukan demi menjawab rahasia dibalik pembuatan cerita yang memiliki motif tersendiri.

Sebut saja para followers "Flat Earth Society", sampai sekarang terus berusaha membutikan kedunia, bahwa bumi itu datar, semua yang dilakukan NASA dan penelitian keluar angkasa itu adalah tipuan optik, tak ada benarnya. Istilah untuk menjadi astronot harus "hebat menggunakan photoshop" itu semakin digaungkan.

Ya itu sah-sah saja sih berpendapat, tapi secara pribadi. Menganggap bumi itu datart adalah tindakan penistaan terhadap ilmu pengetahuan. Penelitian dan penemuan yang dilakukan pakar Kosmologi itu dianggap tipuan balaka. Bukankah ini sangat keterlaluan? Tapi menariknya tetap masih saja banyak orang yang larut dalam konspirasi.

Tapi yasudahalah, ikut-ikutan saja, tulisan ini ayo kita berkonspirasi hehe. Antara Naruto, Kunai dan Wiranto

Konspirasi semacam ini tentunya menarik untuk diangkat kepermukaan, kontraproduktif? itu terserah anda menilai tapi saat ini saya cuman menawarkan cerita yang mungkin dapat menyadarkan dan membuat pembaca heran. Pada akhirnya terserah anda yang memutuskan apakah insiden penyerangan pejabat negara itu ada hubungannya dengan motif pelaku yang "mungkin" dengan sengaja mengatur momen yang bertepatan dengan dua alasan korelasi diatas.

Tinggalkan Naruto, insiden di Pandegelang ini membuat Netizen mengetik. Ada pihak yang prihatin dan turut sepenanggungan dengan Pak Wiranto dan mengecam kejadian brutal tersebut. Presiden Jokowi menginstruksikan kepada Badan Intelegen Negara (BIN), Kapolri (Kepolisian Republik Indonesia) untuk mengusut tuntas kasus ini.

Dilain kutub, ada pihak yang mengatakan bahwa insiden ini adalah "Rekayasa". Juga ada yang bilang "Alhamdulilah, semoga pelaku baik-baik saja", atau "M*ti gak?" Mereka menganggap penikaman yang dilakukan pelaku merupakan sandiwara demi tercapainya suatu tujuan. Bukan main yah yang bilang rekayasa. Ibarat bahagia ditengah penderitaan orang

Jejak karir Wiranto memang dianggap kelam, banyak sekali pelanggaran HAM yang dia lakukan dimasa lalu saat menjabat sebagai Panglima ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Pelanggaran yang dia buat mengantarkan ia ke Mahkama Internasional 20 tahun silam. Belum lagi tindakan "represif" yang perintahkan selaku Menkopolhukam dalam mengatasi konflik Papua dan demonstrasi mahasiswa menolak RUU KUHP dan UU KPK sampai menelan korban juga yang tak sedikit

Jadi patutkah bersimpati ke Wiranto? 

"The Choice is always yours"
Demikian

No comments: