Saturday 16 November 2019

AHOK, Politisi Yang Paling Ditakuti !!!





Siapa yang tak kenal sosok yang sangat kontroversial satu ini, tak pernah usai media publik menyoroti setiap manuver yang dilakukannya. Pria yang sekarang ini meminta dipanggil BTP kembali mulai merongrong iklim perpolitikan Indonesia usai menjalani proses hukum yang menjerat dirinya 2017 silam.

Sedikit flashback debut Ahok dipolitik memang dimulai dari daerah asalnya yakni Kabupaten Belitung Timur menjadi Bupati disana, tetapi namanya mulai dikenal ketika mencalonkan diri dalam kontestasi politik di Jakarta dalam Pemilihan Gubernur DKI berpasangan dengan Joko Widodo (2012).

Setelah orang ke-2 di DKI, kinerjanya mulai kelihatan. Gaya tegas dan keras Ahok mulai mewarnai penyelenggaraan pemerintahan baik birokrasi maupun pelayanan publik di DKI. Kalau Jokowi hobi blusukan ke pemukiman warga DKI, Ahok lebih banyak berada di kantor-kantor bersama SKDP (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam peningkatan kinerja birokrasi.

Pada saat Jokowi memutuskan untuk mencalonkan diri dan terpilih sebagai RI 1, Ahok kemudian menduduki singgahsana DKI, sebagai Gubernur Jakarta Ahok mulai menggunakan strategi khasnya dalam menahkodai DKI melanjutkan apa yang telah dibuat bersama Jokowi serta membuat dobrakan baru dalam sistem pemerintahan DKI.

Sayangnya, suatu bencana menerpahnya. Jutaan umat dibawah bendera agama menuntut Gubernur DKI bertanggungjawab atas tuturnya dalam kunjungan kerja di Pulau Seribu. Lewat suatu vidio (editan) Ahok dituduh melecehkan agama Islam dan dicap sebagai penista agama oleh oknum yang benci pada gelagat Ahok saat itu.

Peristiwa yang selanjutnya disebut 212 itu sukses, Ahok pun mendekam di Mako Brimob selama kurang lebih 2 tahun.

Dalam menjalani proses hukum Ahok tidak tumbang, cahayanya tidak redup karna banyak pihak baik masyarakat dan kelompok-kelompok yang peduli dengan mantan Gubernur DKI ini, ribuan karangan bunga dan ucapan terimakasih atas Ahok memenuhi Mako Brimob ini menunjukan bahwa sosok Ahok sangat membekas di hati masyarakat Jakarta juga masyarakat luar yang tau kinerja Putra keturunan Tionghoa ini.

Dan sekarang lembaran baru Ahok dimulai. Setelah menghirup udara segar ia langsung gabung dengan PDI-P sebagai kader baru, manuvernya memang lambat tapi tak terbaca. Ramai dibicarakan menjadi salah satu calon Mentri di Kabinet baru Jokowi dan juga menjadi Dewan Pengawas KPK badan bentukan baru akibat revisi UU KPK.

Yang paling mengerucut, ungkapan dari Mentri BUMN, Erick Thohir yang "mencalonkan" Ahok untuk memimpin salah satu BUMN strategis di Negeri ini. Berdasarkan latar belakang Ahok yang adalah kontraktor dan pemilik tambang, mungkin Ahok akan menahkodai Pertamina atau PLN yang bersentuhan langsung dengan hajat hidup orang banyak untuk itu perlu perbaikan dan dobrakan dalam pengelolaan dan pelayanan publik.

Anehnya, rencana ini mendapat penolakan dimana-mana, baik dari pihak Satuan Pekerja maupun para ahli yang ahli ahlian. Alasan utamanya karna Ahok mantan narapidana, dan karakter Ahok yang dinilai "kasar".

Bila dilihat secara objektif, masalah ini murni masalah pribadi. Orang tidak dapat membedakan mana karakter dan kinerja. Sebagai profesional Ahok memiliki kinerja yang luar biasa, itu dirasakan oleh warga Jakarta saat ini yang merasa kehilangan sosok yang "tegas tapi bersih". Terbukti dengan pengelolaan anggaran  Jakarta yang makin ngawur, mungkin akibat mabuk Lem.

Terlepas dari apa yang Ahok pernah buat, sebagai manusia tidak mungkin ada yang sempurna apalagi menyangkut karakter, semua manusia memiliki keunikan. Tindakan yang ia lakukan di Kepulauan Seribu telah ia tebus dengan mendekam di Mako Brimob selama 2 tahun dan dengan lapang dada menerima hukuman tanpa melakukan banding, kurang apa?

Pihak-pihak yang kebakaran jenggot atas eksistensi Ahok dalam perpolitikan Indonesia saat ini adalah mereka-mereka yang secara sadar tau bahwa Ahok ini orang yang sangat berbahaya dan harus di singkirkan lewat isu-isu yang dilabeli agama dan tentunya sangat sensitif di Negri ini.

Pembaca dapat membayangkan, bila Ahok tidak terbukti dalam kasus Penistaan Agama, dan terpilih sebagai Gubernur DKI pada Pilkada DKI 2017, kemudian menjadi kader PDI-P yang merupakan partai penguasa saat ini (2014-2019 dan 2019-2024) , dimana tempat Ahok sekarang? Bisa dijawab sendiri.

Tapi, biarlah waktu berjalan dan kita saksikan bersama, seorang politisi yang paling ditakuti ini merongrong kancah perpolitikan Indonesia!!!


No comments: