Saturday 5 October 2019

Pemimpin Revolusi, Joker!!!

Tulisan ini merupakan review dari Film Joker



Saat ini layar bioskop di dominasi dengan senyuman Joker sebagai film utama penayangan disepanjang minggu berjalan ini, senyumannya terpampang hall of fame bioskop, iklan media sosial dan bahkan koran yang menyediakan informasi tentang jadwal film yang showing di bioskop terdekat anda

Tentunya saya sendiri sudah menonton film ini beberapa waktu yang lalu, jadi saat ini saya akan mencoba mengupas lebih dalam nilai nilai yang terkandung didalam film ini, semua film pasti ada maknanya film apapun itu, jadi mari saksikan value dari film garapan Tod Phillips ini.

Film ini menceritakan tentang penjalanan hidup dari seorang pemuda yang bernama Arthur Fleck, ia menghidupi ibu nya disuatu apartement kecil, ibunya sudah tua dan sakit sakitan untuk itu tumpuan satu satunya hanya pada Arthur.

Setiap hari Arthur bekerja sebagai Badut. Ya, ia bekerja dikantor penyedia jasa badut bagi setiap toko, acara, anak-anak, atau siapapun yang ingin menghadirkan badut untuk menghibur acara dan berlagak lucu

Arthur mengidap suatu penyakit saraf otak yang membuat ia tertawa terbahak bahak padahal ia tidak mengingini itu, secara psikologis ia sedih tapi karna penyakit ia tertawa dan ia tak dapat menahan ekspresi itu

Tawanya membawah ia pintu bullying, orang selalu represif dan anti ketika melihat muka Arhur yang kurus tak terurus, begitupula tawanya yang menganggu. Suatu ketika di gerbong kereta luapan emosi ia tak terbendung karena selalu dibulli dan dipukul ia pun membunuh tiga pegawai bank pemerintah

Pun disuatu ketika karena didapati membawah senjata api saat tampil sebagai badut, ia pun akhirnya dipecat dari pekerjaannya. Hancur karena pekerjaan membuatnya semakin stress dan sedih karna satu satunya harapan mendapatkan uang telah hilang.

Gotham City adalah tempat Arthur tinggal. Dalam kota ini sangat jelas terlihat stratifikasi sosial (tingkatan masyarakat) perbedaan antara kaum elit/kaya (borjouis) dengan kaum miskin (proletar), masalah ini menjadi isu panas yang diangkat kaum oposisi di kota tersebut yang ingin menjatuhkan Gubernur petahana Thomas Wayne

Tapi ternyata, tindakan pembunuhan yang dilakukan pria bertopeng badut yang tidak dikenal (Arthur), mendapatkan dukungan dari masyarakat kelas bawah (proletar), kampanye "Kill The Rich" tertulis dipapan demo kepada penguasa dalam hal ini pemerintah yang dipimpin oleh sang Gubernur Thomas Wayne.

Gerakan revolusioner karena perbedaan kelas di Gotham City, secara tidak langsung dipelopori oleh Arthur yang selanjutnya dikenal sebagai Joker ketika mendapatkan kesempatan tampil sebagai stand up comedian di acara favorit ibunya "Murray Franklin Show". Ia menyalakan api semangat pemberontakan rakyat kelas bawah untuk menentang dan menggulingkan pemerintah yang didominasi oleh oligarki dan feodalisme kekuasaan.

Arthur pun berubah menjadi Joker (Karakter Antagonis), saat perpaduan emosi, depresi, marah, ambisi, dan hancur meledak mengubah diri Arthur yang dulunya pekerja keras, tulus, baik, dan ambisius demi menghidupi ibunya dan mengusahakan kehidupan yang lebih layak

Akhir cerita Joker berhasil, ditengah hiruk pikuk Gotham City yang diambang kehancuran, aksi para proletarian pecah, kota terbakar aparat kebingungan. Memanfaatkan kekacauan seorang menjumpai sang Gubernur Thomas Wayne dan membunuhnya dengan 2 peluruh beruntun tepat didadanya. Kudeta pun berhasil, Joker resmi diangkat sebagai pemimpin revolusioner Gotham City

Joker pun lahir sebagai pemimpin kaum proletarian Gotham City, membawah ciri khas hinanya seorang badut dan gerakan revolusioner kaum tertindas. Awal mula perjalanan Arthur sebagai karakter antagonis pun dimulai diakhir cerita Joker 2019

VALUE

Ada banyak pelajaran yang boleh didapat dari film ini. Karakter Arthur si penyayang orang tua akhirnya berubah menjadi pemimpin revolusioner kaum tertindas tentunya dapat mengubah pandangan kita terhadap karakter yang jahat (antagonis)

Entah mengapa saya respect dengan tindakan Joker walaupun ia akhirnya menjadi jahat. Ia mewakili emosi dari rakyat tingkat bawah yang selalu dimanfaatkan untuk kepentingan kaum elite yakni pemerintah. Ia berani menentang lewat membunuh antek-antek rezim. 

Arthur berubah menjadi joker karena dikhianati oleh tiga poros utama dalam kehidupan yakni Keluarga, Pemerintah dan Pekerjaan. 

Ia mengetahui bahwa ia merupakan anak adopsi dan tak mengetahui siapa orang tuanya pula waktu kecil dipukul sehingga mengidap penyakit syaraf otak. Ia diperlakukan tidak adil oleh pemerintah, dan akhirnya ia dipecat dari pekerjaannya.

Oleh sebab itu, kutipan dari Qoute yang sementara viral di medsos "Orang jahat adalah orang baik yang disakiti" tentunya mewakili transformasi Arthur menjadi Joker. Saya sendiri pun setuju dengan hal ini, seseorang yang dianggap remeh, diacuhkan, diperlakukan tidak adil, dianggap penganggu dan  dijauhi wajar ketika berubah sifat dan karakternya.

Semoga sebagai penonton kita selalu dapat mengambil makna dari setiap film yang kita tonton, jangan hanya menghabisi uang demi story instagram untuk memamerkan tiket yang hargany hanya 25rb kalau hari biasa. 

Demikian

No comments: