Menarik mengawali tulisan ini dengan data berikut; menurut penelitian sekiranya 60% orang lebih tertarik membaca ataupun membagian informasi baik di media cetak ataupun media online yang memiliki judul "negatif". Negatif maksudnya yakni berita tentang Korupsi, Pencurian, Pembunuhan, Pemerkosaan dan berita negatif lainnya. Termasuk di dalamnya berita yang tak memiliki dasar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan atau berita bohong alias Hoax. Kemudian sisa dari 60% itu terbagi dari berita positif, entertaiment, hobi, dan berita lainnya.
Sangat menarik untuk membedah. Berdasarkan data di atas dapat membuat kita sadar, apakah kita termasuk dalam 60% di dalamnya? Khususnya bagi kita yang hanya membagikan suatu informasi, artikel, tulisan dan berita yang terlihat menarik "judulnya" tanpa membaca isinya? Atau bahkan terlalu cepat membuat viral Vidio dan Foto agar dapat tersebar luas? Pernahkah anda?
Berdasarkan pengamatan saya pada teman FB saya, banyak sekali yang membagikan informasi, berita, tulisan dan bahkan vidio dan foto yang begitu sensitif di era sekarang. Mulai dari berita yang menarik dengan judul menancap seperti "Mulai tahun depan pemerintah membatasi berat badan penumpang pesawat", "Penghapusan Ujian Skripsi", sampai pada vidio dan foto kecelakaan tragis yang mungkin korban tidak mau itu tersebar demi keamanan psikologis keluarga.
Contoh di atas hanya secuil dari beribu berita yang disebarkan netizen di berbagai platform media mainstream sekarang. Padahal berita tersebut kebenarannya mungkin tak berdasar dan hanya memanas manasi dan menggiring opini publik untuk kepentingan pribadi atau kepentingan organisasi penyebar isu dan berita tersebut.
Sebagai pendukung, data dari CIGI-Ipsos per 2016, misalnya, memaparkan bahwa sebanyak 65 persen dari 132 juta pengguna Internet di Indonesia percaya dengan kebenaran informasi di dunia maya tanpa cek dan ricek. Inilah yang menyebabkan mengapa berita hoax dan vidio dan foto negatif cepat sekali tersebar di era sekarang. Karena langsung termakan headline berita yang sangat panas dan menusuk kemudian membagikan sesuatu tanpa memeriksa dan membaca keseluruhan berita.
Dari berbagai fenomena di atas, kemudian yang patut disalahkan siapa? Media yang membuat berita? Penulis yang menulis? Orang yang membagikan? Atau FB yang memunculkan berita itu di Beranda?
Yang perlu disalahkan adalah "MINAT MEMBACA" kita yang rendah. Ini lah problem utama yang menyebabkan mengapa berita "negatif" tumbuh subur bagai rumput liar di halaman medsos. Lewat observasi saya, para pengguna FB hanya turut ikut serta membagikan tanpa membaca isi keseluruhan berita, bisa saja Judul/Headline menipu anda padahal isinya malah kontradiksi, teringat pepatah lama "Jangan menilai buku hanya dari covernya".
Central Connecticut State University menyebutkan berdasarkan hasil risetnya per 2016, literasi Indonesia berada di tingkat kedua terbawah dari 61 negara, hanya satu tingkat di atas Bostwana.
Tidak hanya itu, kemampuan membaca masyarakat Indonesia yang sangat rendah juga dibuktikan dengan riset menurut UNESCO. Ia mengungkapkan bahwa hanya 1 dari 1.000 orang di Indonesia yang membaca buku. Cukupkah percikan data ini memberi anda kesadaran?
Dalam era globalisasi sekarang, dunia sudah tidak memiliki batas lagi dan terhubung satu dengan yang lainnya. Dalam hutan belantara internet, Pembuatan, penyerapan dan penyebaran informasi begitu cepat dan banyak yang tidak dapat disaring oleh pemerintah sehingga berita "negatif" lalu lalang di semua platform medsos sekarang.
Untuk itu ayolah jangan sembarangan membagikan sesuatu. Bisa jadi yang anda bagikan adalah modus dari seseorang atau beberapa orang untuk menyebarkan ketakutan dan propaganda untuk mencapai kepentingan pribadi (self interest) mereka. Begitu pula berita tentang Teorirsme yang beraksi lewat pemboman dll, anda begitu cepat menyebarkan, padahal selain tujuan fisik yakni mengebom gereja (contohnya) tujuan lainnya yakni menyebarluaskan ketakutan dan kewaspadaan terhadap tindakan brutal mereka lewat via Medsos, maka anda merupakan perpanjangan tangsn teroris untuk mnyebarkan ketakukan kepada orang lain. Masih mau diperbudak mereka lewat headline berita yang mengasikan padahal menyesatkan?
Penting bagi kita untuk meningkatkan MINAT MEMBACA dalam era sekarang berkaca dari realitas literasi Indonesia sekarang. Jangan kita diperbudak oleh sekelompok orang agar mencapai tujuan pribadi. Jadilah Ciziten dan Netizen yang cerdas yang membaca dan menganalisis terlebih dahulu keseluruhan berita baru kemudian memutuskan apakah ini mengedukasi, memberi informasi, menghibur dan atau membantu bagi teman teman FB anda.
Sekian
No comments:
Post a Comment