Arus
perkembangan zaman terus mengalir, dengan segala bentuk perubahan yang secara
empiris dirasakan umat manusia. Perubahan terjadi disegala aspek kehidupan
manusia, baik yang bersifat alamiah; pertambahan jumlah penduduk, kepadatan
tata ruang, gejolak pemenuhan pangan, dan ketersediaan sumber daya alam. Juga
yang bersifat sosial yakni perubahan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan
Keamanan.
Karena arus
zaman yang kuat, sadar tak sadar kehidupan manusia bertransisi dari kuno ke
moderen, dari lawas ke kontemporer, dari cara hidup lama ke cara hidup baru dan
manusia mengalami perubahan tersebut. Memang harus diakui bahwa, terkadang
terjadi penolakan terhadap perubahan karena pengaruh budaya dan kepercayanaan
yang kuat sehingga menghambat perubahan itu sendiri. Contoh, banyak petani yang masih tetap setia
menggunakan cara kuno dalam bercocok tanam, mereka malah menolak menggunakan
teknologi mesin moderen dalam bertani karena menganggap dengan menggunakan
barang yang asing dan tak familliar di ranah petani maka akan diterpa hama,
cuaca buruk dll. Padahal, teknologi itu esensinya adalah bagaimana untuk
membantu manusia dalam bekerja serta mempermudah pekerjaan manusia, produksi
padi yang biasanya 100kg perhari bisa dilipat gandakan menjadi 100kg perjam
bila dibantu teknologi.
Melihat
kompleksitas pengaruh kuat dari arus perkembangan zaman, arusnya juga merasuki
aspek POLITIK. Arus perkembangan jaman membawah konsep politik seakan hanyut
dan terkontaminasi dengan dominasi jaman yang merubah seluruh aspek kehidupan
umat manusia.
Aliran arus
zaman sangat kuat, pesat dan komprehensif. Seluruh aspek hidup manusia terbawa arus
perubahan zaman yang semakin moderen, hidup manusia berusaha berimbang dengan
tuntutan perubahan zaman. Tuntutan zaman juga menuntut POLITIK untuk segera
menyesuaikan diri dengan habitat zaman moderen, banyak konsep politik yang
masih bertahan tapi banyak juga yang terkikis arus perkembangan zaman.
Kalau
hakikat dari Politik pada zaman kuno yakni bagaimana mencari, mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaaan maka sekarang semakin kompleks dan terkontaminasi
dengan tuntutan zaman yang memaksa Politik harus mengadopsi doktrin baru agar
menjadi pelengkap ajaran Politik
Pergeseran
ideologi dan doktrin politik kuno menjadi politik kontemporer, moderen atau
“jaman now” sangat terasa sekarang ini. Berbagai isu dipolitisasi agar bisa
mendapatkan kekuasaan. Contoh, agama sekarang dipolitisasi demi mendapatkan
kekuasaan, semburan isu mayoritas dan minoritas didengungkan oleh pencari
kekuasaan untuk saling menjelek jelekan dengan mengatas namakan agama unutuk
memperoleh kekuasaan.
Itu masih merupakan bagian kecil
dari berbagai isu yang berkembang dimasyarakat agar dipecahbela oleh para
pencari penguasa. Maka karena kita telah berada diera digital atau zaman
moderen maka cara untuk berpolitik juga dikemas secara moderen. Banyak paham
baru politik yang mengikuti perkembangan zaman, banyak yang baik tapi tak
sedikit pula yang buruk.
Berikut merupakan Variasi Variasi
Politik “Jaman Now” yang muncul akibat pengaruh dari tantangan zaman semakin
kompleks;
Politik Identitas
Politik
identitas adalah politik yang mengatas namakan identitas seseorang kemudian
dipolitisasi dan dijadikan alasan untuk dipilih dan memilih seseorang yang
berusaha mendapatkan kekuasaan. Identitas bermakna banyak, baik itu silsilah
keluarga/keturunan, tempat tinggal, SARA (Suku Ras Etnis dan Agama),
pribumi/nonpribumi, dan kelas sosial seseorang. Tapi, yang paling hangat di
Indonesia adalah politisasi identitas agama seseorang, mengingat Indonesia
adalah negara yang majemuk/plural isu agama sangat enak digunakan untuk mendiskredit
dan menyudutkan seseorang. Kaum Minoritas dan Mayoritas dibawa agar mendapatan
simpati atas nama umat.
Pencari
penguasa biasanya menyemburkan isu ini pada saat berkontestasi dalam Pemilu,
Pilkada dan Pemilihan lainnya. Mereka mengatasnamakan agama berusaha menggiring
opini masyarakat untuk memecahbelah suatu masyarakat agar terkotak kotak dan
berdiri terpisah antara kaum satu dengan kaum lainnya.
Bahayanya,
terjadi gesekan antar umat maka konflik horizontal terjadi dinegara kita,
perang agama dan keyakinan bisa membuat bangsa ini hancur dan terpisah dan
PUNAH!!! Amanat Pancasila (Bhineka Tunggal Ika) dan Undang Undang Dasar sendiri
kita bebas memeluk agama dan harus toleransi dan menghargai. Tapi ulah orang
yang tak bertangungjawab, hanya mengejar kekuasaan ia menjadi dalang dari
perpecahan yang dialami bangsanya sendiri
Politik Uang
Politik
uang atau Money Politic adalah
tindakan politisi untuk membeli suara dan hak masyarakat dengan materi (uang).
Seseorang memberikan uang dengan maksud agar mau mengikuti dan memberikan hak
politik penerima uang sesuai dengan apa yang diinginkan pemberi. Jadi hak
konstitutional seorang diambil dengan dibayar agar disalurkan sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh pemberi uang.
Peristiwa
ini telah familiar ditelinga kita, mungkin juga yang lebih familiar politik
uang juga disebut dengan “serangan fajar”
mengapa namanya serangan fajar? Karena uangnya dibagikan pada hari sebelum
pemungutan suara, waktunya saat fajar belum menyingsing. Apalagi berkaitan
dengan pemilu, pilkada dan pileg. Bahkan mungkin ada yang diantara kita
terlibat dengan apa yang dinamakan politik uang ini. Sadar tak sadar peristiwa
ini nyata disekitar kita apabila berada dimomen politik (pemilu).
Tapi
sayangnya, banyak masyarakat yang menanggap politik uang itu sudah lumrah dalam
perpolitikan negara ini. Peristiwa ini telah membudaya dimasyarakat sekarang “kalau ada uang maka kami akan pilih, kalau
tidak yah tidak lah” kalimat ini sering muncul dari mulut masyarakat
sekarang. Menjadi tantangan buat kita sebagai mahasiswa untuk memberikan
pendidikan politik bagi masyarakat agar tak temau menukar nasib selama 5 tahun
kedepan dengan uang 50rb atau beras 5kg jangan mau dibodohi politik!!!
Jika kita tidak ingin dibodohi oleh
politik, maka jangan takut untuk mendapatkan pendidikan politik. Proses politik
tidak bisa kita hindari di Indonesia yang menganut sistem demokrasi dalam
menentukan pemimpin masa jabatan 5 tahun.
3 Politik Transaksional
Politik
transaksional adalah politik yang dicampuradukan dengan bisnis dan transaksi
serta perjanjian dua pihak yang berpolitik, baik itu penguasa dan pendukung,
penguasa dengan penguasa maupun pendukung dengan pendukung.
Politik
transaksional hampir mirip dengan politik uang tapi cakupan politik
transaksional lebih besar. Kalau poltik uang cuman perjanjian uang agar membeli
hak konsitusional seorang pemilih, politik transaksional memberikan janji
terhadap seseorang untuk nantinya diberikan jabatan, pekerjaan, proyek dan
investasi oleh pencari kekuasaan apabila sukses menjadi penguasa, jadi ranahnya
lebih besar daripada politik uang.
Politik
transaksional biasanya terjadi antara pemerintah dengan pengusaha, pemerintah
dengan pejabat publik, pemerintah dengan masyarakat dan serta pemerintah dengan
pemerintah
Politik Genderuwo
Genderuwo itu
adalah makluk gaib yang menakutkan. Maka, politik genderuwo adalah politik yang
dilakukan dengan menyebarkan ketakutan dimasyarakat dengan propaganda serta isu
yang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Menyebar
ketakutan kepada masyarakat adalah tujuan politik ini, yaitu bagaimana membuat
masyarakat takut dengan isu isu sensitif yang diangkat dan disebat lewat media
cetak maupun media sosial. Berita bohong (hoax), propaganda, isu SARA dan “firehold falsehood” merupakan korek api
yang membuat terbakat dalam api ketakutan.
Akibat dari
penyebaran ketakutan ini membuat masyarakt menjadi takut dan tak percaya lagi
dengan orang yang dirugikan, bisa saja apabila nafsu rakyat membludak karna
ketakutan konflik bisa terjadi dan perpecahan terjadi.
Maka
sebagai kaum terpelajar kita harus dapat menjadi mediator ditengah masyarakat
agar mampu memberi kontribusi untuk meluruskan setiap “hoax” yang beredar.
Karena teknologi yang semakin canggih, sumber informasi semakin banyak dan tak
terseleksi mengakibatkan “hoax bertumbuh subur” untuk itu perlu kita
bumihanguskan dan basmi agar tak merusak harmonisasi umat manusia dalam
menjalankan hidupnya sebagai makluk sosial.
No comments:
Post a Comment